Kamis, 04 Juli 2013

Aku dan SPBU

Alkisah, pada suatu hari di sebuah SPBU.

Berawal dari rumah dan rasa ingin pergi yang tak tertahankan akhirnya aku memutuskan untuk pergi meninggalkan rumah untuk menuju suatu tempat dengan maksud dan tujuan yang tidak jelas dengan rasa lapar.

Dalam perjalanku ditemani kendaran bermotor yang mulai menua, nampak jelas kendaran ku ini tak mempunya gigi lagi. Aku berjalan melewati belahan hutan, mendaki bukit membelah lembah hingga akhirnya menelusuri jalanan perkotaan. Satu demi satu lampu merah telah ku lewati, tikungan demi tikungan telah ku lalui dan kendaraan demi kendaraan telah ku salip, namun aku belum tahu pasti kemana tempat yang aku tuju. Matahari nampak penasaran disertai kebingungan, melotot dengan panas memperhatikan ku.

Rasa lapar menghampiri ku. Waktu dan tempat yang tepat untuk mencari masakan padang. (Setengah jam berlalu, aku kenyang). Melanjutkan perjalanan dengan rasa yang menggebu-gebu karena kini energy ku telah terisi penuh. Yah, dan akhirnya aku tahu kemana tujuan ku sekarang, aku memutuskan untuk kembali pulang kerumah. Lahhh..

Kembali melintasi jalanan perkotaan, tertiba rasanya isi perutku ikut merasa bosan dan ingin pergi meninggalkan tempatnya. Aku pun menuju SPBU terdekat.

Tanpa pikir panjang lagi aku menuju toilet dengan sangat bergairah, aku memilih bertipe duduk untuk menghindari kesemutan karena biasanya aku melakukan dengan cukup lama. Seperti biasa pertama-tama aku pencet flusher-nya kemudian mengunci pintu. *perjalanan boker dimulai*

Aku melakukanya dengan khusuk.

Terdengar percakan dua orang lelaki. “wah, ini air-nya mati pak!"

Mendengar “wah, ini air-nya mati" aku belum terlalu panik. Tes selang air ternyata benar airnya mati. DAMN IT *panik seketika* berasa ingin teriak AKU CEBOKNYA GIMANAAAHH?? Aku pasrah, buka henpon, main game sambil ngemil nunggu air keluar lagi. setengah jam berlalu keringat mulai bercucuran tapi belum cukup buat cebok. OH NOOO..

Aku berdoa.

Aku berserah diri.

Aku meminta ampunan dari dosa-dosa yang telah ku perbuat.

Aku berjanji kalau pergi pamit sama orang tua.

Dan aku akan menghafalkan kembali doa masuk toilet.

Hampir satu setengah jam ku lewati, nampaknya tukang ledeng mendengarkan isi hati ku. Air keruh pun keluar, aku cebok. *cakar-cakar lemah ketembok toilet*

Belum pernah aku menceritakan kesiapapun, berbahagialah wahai kau yang membacanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar