Jika kita sadari, anak laki-laki yang berusia 15-25 tahun mayoritas di cap atau di judge sebagai anak nakal, pergaulannya rusak dan sebagainya, banyak orang yang berpikir remaja dengan usia tersebut hanya melakukan tindakan tindakan yang negatif, contohnya: memakai narkoba, sex bebas. mabok mabokan dan lain lain, yang bebau “tidak baik” sebenarnya kita tidak boleh menuduh orang sebelum kita tahu sifat asli mereka, jangan di lihat dari tampang, pakaian, tingkah laku atau pola hidup.
Aku tidak pungkiri pergaulan mempuyai andil besar dalam proses pertumbuhan pria remeja berusia tersebut, tetapi semua balik lagi ke individu masing masing, di jaman sekarang, “Bohong” jika seorang anak laki laki tidak pernah cabut sekolah, coli dengan menggunakan sabun, mencoba rokok, minuman keras, ganja atau pun sex bebas, di jaman ini semua itu adalah sebuah “HAL” yang sangat lumrah atau biasa saja, tetapi semua itu balik lagi ke individu masing masing.
Kita ambil contoh dari pengalaman, sejak masih SD aku sudah dijudge anak nakal, waktu aku masih SD aku punya teman. hm.. Sebut saja Parjo, waktu itu aku beli permen karet “Yosan” lalu aku mengunyah sampai habis manis. Bel berbunyi tanda istirahat telah usai, aku brb buang tu permen sampai depan kelas yang dalam otak aku yang melihat temen duduk deket tempat sampah dan aku lempar kunyahan permen karet itu kekepala dia. Sengaja dan pura-pura ga sengaja sih.. Tau permen karet dirambut susah dibuang parjo pun menangis histeris!! Dalam hitungan waktu guru sampai kelas dan parahnya lagi melaporkan ke kepala sekolah yang tidak bukan itu eyang aku. “MamPus”. Parahnya lagi aku dibawa kantor suruh beresin permen karet didepan guru-guru, aku santai tapi parjo nangis sedu. Sambil beresin sisa permen karet aku jambak-jambak kecil rambut parjo gemes. Tapi tenang saya adalah seorang pria yang bertanggung jawab. *senyum jahat* menurut aku seharusnya si parjo tidak perlu menangis (ini banci soak).
Lalu beranjak ke SMP, aku di sekolahkan di sebuah SMP N yang berada di pinggiran kota, “sumpah pinggir banget” mungkin karena di sekolahkan di SMP itu, sampai saat ini aku jadi suka bola, *EmangNgaruh? *Bodoa*. Di SMP ini aku mulai mencoba merokok aku mempuyai teman akrab, sebut saja Joni. Aku sering bersama Joni mencoba untuk merokok setelah pulang sekolah, tidak hanya pulang sekolah, kadang kadang Joni sering mengajak merokok pada saat jam istirahat di toilet. Pada saat itu juga sedang ramai-ramainya Play Station 2, pada suatu hari si joni ngajak cabut sekolah dan bermain Play Station di rental, karena aku masih polos, *cihhh polos* aku ikut ajakan dia, kita bermain permainan yang tidak pada umumnya kita bermain kaset “Smack Down” dan aku akui si Joni ini sangat handal dalam permainan ini, aku tidak dikasih kesempatan untuk memegang selangkangan dia, memang aku akui aku tidak begitu bisa bermain smackdown karena aku lebih suka bermain WE *bola* *alahsan*.
Satu hari, dua hari, sampai seminggu aku cabut sekolah sama joni, dan akhirnya surat panggilan pun datang kerumah dan ketika aku kembali masuk sekolah aku langsung di panggil guru BK buat menghadap keruangannya dan di situlah drama di mulai, untuk pertama kalinya pipi aku ditampar pake penggaris kayu.
(maaf ma, aku ga bisa jaga keperjakan pipi aku, sakitnya lagi keperjakaan pipi aku di ambil oleh penggaris kayu).
Padahal si Joni telah banyak mengajarkan aku banyak hal, dari mulai beli baju proshop, sampai menghisap asap rokok, si daplun juga yang memperkenalkan aku dengan minuman keras. kau adalah patner in crime. :(
Beranjak Ke SMA eh STM dan aku sudah tidak satu STM lagi dengan si Joni, mulanya aku merasa kehilangan, tetapi sejalan seiringnya waktu aku sudah bisa melupakan Joni. Well, aku masuk STM masih di pinggiran kota, (tapi ga banget-banget amat) awalnya semua biasa saja, sampai aku bertemu dengan “NYESEL” yap, aku merasa nyesel masuk sekolah ini, bayangkan saja sekolah ini mempuyai tingkat solidaritas yang sangat tinggi!! apa? semua siswa wajib menggunakan sepatu yang sama yang berwarna hitam seperti pramuka. Setelah aku banyak mengeluh dan menyesal masuk sekolah itu, ada suatu kejadian dimana ada guru wanita usianya kira kira 35 tahunan, badan seperti pemain smackdown dan belum menikah (maaf). Dia guru BP dan sangat ditakuti oleh siswa yang sudah mempuyai pacar ataupun jomblo.
Pada suatu hari, saat aku lagi di wc bersama teman aku, aku disiram air sama teman aku dan aku pun membalas melemparkan air yang dikumpulan di tangan lalu membuangnya ke arahnya, tetapi apa yang terjadi? *bhuuaaarrrr* air yang aku buang itu mengenai guru BP, #DHEG rasa takutnya tuh kaya bakalan jomblo ampe umur 35 tahun (serem). Kemudian guru BP itu langsung melihat ke arah ku, lalu memanggil namaku, “Brilly….. sini kamu!!” dengan rasa takut yang amat sangat, saya beranikan diri untuk mendekatinya.. Kalian tahu? aku takut di keplak oleh kedua buah dada nya yang sangat besar. Setelah berada di dekatnya kira kira jarak 15cm mataku dan matanya lalu dia menjewerku dan berkata, ”brilly jangan nakal lagi ya” #Jleb 'amiiin cuman dijewer' aku pun menjawab jawab, iya ibu. Dengan suara lega tak beraturan.
Tidak terasa aku lulus dari sekolah itu dengan mengumpulkan 3 buah surat “SP” atau surat panggilan, padahal katanya kalo dapet 3 surat SP dikeluarkan dari sekolah. (itu sekedar ancaman belaka)
Itulah ringkasan kenakalan yang telah aku perbuat, jadi nakal itu banyak jenisnya, asalkan tidak merugikan orang lain dan tidak krimal itu wajar saja, karena masa remeja kalo tidak nakal tuh ga “HIDUP”.
“NAKAL BOLEH, TAPI BODO JANGAN” kata kata itulah yang aku ingat..